Rabu, 25 Mei 2011

Kembali hidup di desa

Apabila setelah Lulus kuliah dan saya meninggalkan dunia perkuliahan. Dan Mencoba cari penghidupan di desa ceritanya..

Berbekal ilmu yang sudah didapat, saya mencoba menerapkan di kampung halaman saya tercinta, di dusun dokaran tamanan banguntapan bantul.
Tentunya dengan kepercayaan diri, saya mungkin akan mencoba menjalani hari-hari saya di desa. Mungkin Di awal-awal cukup bermain dengan teman sekampung dan juga di rumah. Sembari Mencoba mempelajari apa yang harus saya mulai untuk desa ini. Kemudian saya bertemu Teman sebaya yang sering saya ajak ngobrol tentang kondisi desa tercinta ini.


Awalnya sih memang sulit tapi akhirnya bisa juga. Tapi sedikit demi sedikit keluar juga apa yang sebenarnya ada di benak mereka tentang desa ini. Semakin sering ngumpul akhirnya terbentuklah organisasi yang bertujuan memajukan desa ini.

Bagi saya, kehidupan di desa merupakan sebuah anugerah yang sangat indah yang diberikan oleh Allah SWT kepada saya. dulu saya memang sangat betah jika harus tinggal di desa. Walaupun jika tinggal di desa maka akan jauh dari pusat perbelanjaan seperti Swalayan hingga tempat sahabat. Namun, kini saya bisa menerimanya dengan senang dan lapang dada.


Sejak kelas 2 SD, saya memang tingga di desa. Selama hidup di desa, permainan yang ada di sini masih tradisional. Mulai dari main bola di pekarangan, mainan dari tanah liat, hingga permainan yang kini sangat jarang saya temui yaitu gobag sodor. tetapi ada juga dengan permainan yang sedang musim pada saat itu, yaitu nintendo. Nintendo adalah permainan tekhnologi yang pertama kali saya miliki. Kemudian Permainan yang musim pada saat itu adalah Play Station 1. Hingga akhirnya, Permainan saya pun mulai bertambah maju, PS2. Rasa rindu akan permainan tradisional dan kehidupan di desa mulai terasa lagi.....

1 komentar: